Bisnis Tahu Pedas Arif Kini Beromzet Rp7,5 Juta pe Bulan
22 Maret 2013 oleh Seputar UKM
- See more at: http://www.seputarukm.com/bisnis-tahu-pedas-arif-kini-beromzet-rp75-juta-pe-bulan/#sthash.EpXGWexX.Bisnis Tahu Pedas Arif Kini Beromzet Rp7,5 Juta pe Bulan
22 Maret 2013 oleh Seputar UKM

Salah satunya adalah Arif Firdaus, pemilik Tahu Red Hot Thalia di Jakarta. Berdiri pada Maret 2012, dua bulan kemudian Arif resmi menawarkan kemitraan Tahu Red Hot Thalia. Saat ini, telah berdiri 22 gerai tahu Red Hot Thalia yang berlokasi di Jakarta, Depok, Cikarang, dan Karawaci.
Dari 22 gerai itu, satu di antaranya milik pusat. Sementara, sisanya dimiliki mitra. “Untuk menjadi mitra Tahu Red Hot, ada dua jenis paket kemitraan yang kami tawarkan,” tutur Arif, seperti dikutip, Jumat (12/2/2013).
Pertama, paket dengan biaya investasi Rp 4,5 juta. Mitra akan memperoleh booth ukuran kecil, kompor, tabung gas kecil, perlengkapan memasak, bahan baku awal serta pelatihan membuat tahu.
Kedua, paket dengan biaya investasi Rp 7,5 juta. Dalam paket ini, mitra mendapatkan booth ukuran besar dengan jenis kompor yang lebih berkualitas. Di luar itu, fasilitas yang didapat relatif sama dengan paket pertama.
Menu yang dijual bukan saja tahu pedas. Untuk paket ini, Arif menyediakan menu tambahan, seperti lumpia udang dan kekian. Ia mengklaim, kedua menu tambahan itu tidak kalah enak dari tahu pedas buatannya.
Khusus tahu pedas, Arif mengklaim, rasanya lebih gurih dibanding pemain lainnya. “Tahu pedas kami digoreng sangat kering sehingga bisa tahan lebih lama,” katanya.
Tingkat kepedasannya juga dinilai pas. Dalam arti, tidak terlalu pedas sehingga masih bisa disantap oleh banyak orang. Seluruh menu camilan hasil kreasinya ini dijual seharga Rp 2.000 per buah.
Arif menargetkan, mitra bisa menjual 150 tahu per hari. Dengan begitu, omzet yang diperoleh setiap bulan sekitar Rp 7,5 juta. Dengan laba 30 persen dari omzet, mitra diproduksikan bisa balik modal dalam waktu tiga bulan hingga empat bulan. (SPC/25/Tribunews)
Bisnis Tahu Pedas Arif Kini Beromzet Rp7,5 Juta pe Bulan
22 Maret 2013 oleh Seputar UKM

Salah satunya adalah Arif Firdaus, pemilik Tahu Red Hot Thalia di Jakarta. Berdiri pada Maret 2012, dua bulan kemudian Arif resmi menawarkan kemitraan Tahu Red Hot Thalia. Saat ini, telah berdiri 22 gerai tahu Red Hot Thalia yang berlokasi di Jakarta, Depok, Cikarang, dan Karawaci.
Dari 22 gerai itu, satu di antaranya milik pusat. Sementara, sisanya dimiliki mitra. “Untuk menjadi mitra Tahu Red Hot, ada dua jenis paket kemitraan yang kami tawarkan,” tutur Arif, seperti dikutip, Jumat (12/2/2013).
Pertama, paket dengan biaya investasi Rp 4,5 juta. Mitra akan memperoleh booth ukuran kecil, kompor, tabung gas kecil, perlengkapan memasak, bahan baku awal serta pelatihan membuat tahu.
Kedua, paket dengan biaya investasi Rp 7,5 juta. Dalam paket ini, mitra mendapatkan booth ukuran besar dengan jenis kompor yang lebih berkualitas. Di luar itu, fasilitas yang didapat relatif sama dengan paket pertama.
Menu yang dijual bukan saja tahu pedas. Untuk paket ini, Arif menyediakan menu tambahan, seperti lumpia udang dan kekian. Ia mengklaim, kedua menu tambahan itu tidak kalah enak dari tahu pedas buatannya.
Khusus tahu pedas, Arif mengklaim, rasanya lebih gurih dibanding pemain lainnya. “Tahu pedas kami digoreng sangat kering sehingga bisa tahan lebih lama,” katanya.
Tingkat kepedasannya juga dinilai pas. Dalam arti, tidak terlalu pedas sehingga masih bisa disantap oleh banyak orang. Seluruh menu camilan hasil kreasinya ini dijual seharga Rp 2.000 per buah.
Arif menargetkan, mitra bisa menjual 150 tahu per hari. Dengan begitu, omzet yang diperoleh setiap bulan sekitar Rp 7,5 juta. Dengan laba 30 persen dari omzet, mitra diproduksikan bisa balik modal dalam waktu tiga bulan hingga empat bulan. (SPC/25/Tribunews)
Bisnis Tahu Pedas Arif Kini Beromzet Rp7,5 Juta pe Bulan
22 Maret 2013 oleh Seputar UKM

Salah satunya adalah Arif Firdaus, pemilik Tahu Red Hot Thalia di Jakarta. Berdiri pada Maret 2012, dua bulan kemudian Arif resmi menawarkan kemitraan Tahu Red Hot Thalia. Saat ini, telah berdiri 22 gerai tahu Red Hot Thalia yang berlokasi di Jakarta, Depok, Cikarang, dan Karawaci.
Dari 22 gerai itu, satu di antaranya milik pusat. Sementara, sisanya dimiliki mitra. “Untuk menjadi mitra Tahu Red Hot, ada dua jenis paket kemitraan yang kami tawarkan,” tutur Arif, seperti dikutip, Jumat (12/2/2013).
Pertama, paket dengan biaya investasi Rp 4,5 juta. Mitra akan memperoleh booth ukuran kecil, kompor, tabung gas kecil, perlengkapan memasak, bahan baku awal serta pelatihan membuat tahu.
Kedua, paket dengan biaya investasi Rp 7,5 juta. Dalam paket ini, mitra mendapatkan booth ukuran besar dengan jenis kompor yang lebih berkualitas. Di luar itu, fasilitas yang didapat relatif sama dengan paket pertama.
Menu yang dijual bukan saja tahu pedas. Untuk paket ini, Arif menyediakan menu tambahan, seperti lumpia udang dan kekian. Ia mengklaim, kedua menu tambahan itu tidak kalah enak dari tahu pedas buatannya.
Khusus tahu pedas, Arif mengklaim, rasanya lebih gurih dibanding pemain lainnya. “Tahu pedas kami digoreng sangat kering sehingga bisa tahan lebih lama,” katanya.
Tingkat kepedasannya juga dinilai pas. Dalam arti, tidak terlalu pedas sehingga masih bisa disantap oleh banyak orang. Seluruh menu camilan hasil kreasinya ini dijual seharga Rp 2.000 per buah.
Arif menargetkan, mitra bisa menjual 150 tahu per hari. Dengan begitu, omzet yang diperoleh setiap bulan sekitar Rp 7,5 juta. Dengan laba 30 persen dari omzet, mitra diproduksikan bisa balik modal dalam waktu tiga bulan hingga empat bulan. (SPC/25/Tribunews)
Bisnis Tahu Pedas Arif Kini Beromzet Rp7,5 Juta pe Bulan
22 Maret 2013 oleh Seputar UKM

Salah satunya adalah Arif Firdaus, pemilik Tahu Red Hot Thalia di Jakarta. Berdiri pada Maret 2012, dua bulan kemudian Arif resmi menawarkan kemitraan Tahu Red Hot Thalia. Saat ini, telah berdiri 22 gerai tahu Red Hot Thalia yang berlokasi di Jakarta, Depok, Cikarang, dan Karawaci.
Dari 22 gerai itu, satu di antaranya milik pusat. Sementara, sisanya dimiliki mitra. “Untuk menjadi mitra Tahu Red Hot, ada dua jenis paket kemitraan yang kami tawarkan,” tutur Arif, seperti dikutip, Jumat (12/2/2013).
Pertama, paket dengan biaya investasi Rp 4,5 juta. Mitra akan memperoleh booth ukuran kecil, kompor, tabung gas kecil, perlengkapan memasak, bahan baku awal serta pelatihan membuat tahu.
Kedua, paket dengan biaya investasi Rp 7,5 juta. Dalam paket ini, mitra mendapatkan booth ukuran besar dengan jenis kompor yang lebih berkualitas. Di luar itu, fasilitas yang didapat relatif sama dengan paket pertama.
Menu yang dijual bukan saja tahu pedas. Untuk paket ini, Arif menyediakan menu tambahan, seperti lumpia udang dan kekian. Ia mengklaim, kedua menu tambahan itu tidak kalah enak dari tahu pedas buatannya.
Khusus tahu pedas, Arif mengklaim, rasanya lebih gurih dibanding pemain lainnya. “Tahu pedas kami digoreng sangat kering sehingga bisa tahan lebih lama,” katanya.
Tingkat kepedasannya juga dinilai pas. Dalam arti, tidak terlalu pedas sehingga masih bisa disantap oleh banyak orang. Seluruh menu camilan hasil kreasinya ini dijual seharga Rp 2.000 per buah.
Arif menargetkan, mitra bisa menjual 150 tahu per hari. Dengan begitu, omzet yang diperoleh setiap bulan sekitar Rp 7,5 juta. Dengan laba 30 persen dari omzet, mitra diproduksikan bisa balik modal dalam waktu tiga bulan hingga empat bulan. (SPC/25/Tribunews)
Bisnis Tahu Pedas Arif Kini Beromzet Rp7,5 Juta pe Bulan
22 Maret 2013 oleh Seputar UKM
- See more at: http://www.seputarukm.com/bisnis-tahu-pedas-arif-kini-beromzet-rp75-juta-pe-bulan/#sthash.EpXGWexX.dpufBisnis Tahu Pedas Arif Kini Beromzet Rp7,5 Juta pe Bulan
22 Maret 2013 oleh Seputar UKM
- See more at: http://www.seputarukm.com/bisnis-tahu-pedas-arif-kini-beromzet-rp75-juta-pe-bulan/#sthash.EpXGWexX.dpufBisnis Tahu Pedas Arif Kini Beromzet Rp7,5 Juta pe Bulan
22 Maret 2013 oleh Seputar UKM
- See more at: http://www.seputarukm.com/bisnis-tahu-pedas-arif-kini-beromzet-rp75-juta-pe-bulan/#sthash.EpXGWexX.dpuf
Yakult
Yakult (ヤクルト Yakuruto?) adalah minuman probiotik mirip yogurt yang dibuat dari fermentasi skimmed
milk dan gula dengan bakteri Lactobacillus
casei. Karena L. casei Shirota dapat ditemui dalam sistem
pencernaan, Yakult dipromosikan sebagai minuman yang baik untuk kesehatan.
Namanya
berasal dari jahurto, bahasa Esperanto untuk "yoghurt". Yakult
ditemukan oleh doktor Minoru
Shirota pada 1930. Pada 1935,
ia mendirikan Yakult Honsha Co., Ltd. (株式会社ヤクルト本社 Kabushiki-gaisha Yakuruto Honsha?) (TYO: 2267) untuk memasarkan minuman ini. Sejak
saat itu, Yakult telah memperkenalkan berbagai minuman yang mengandung bakteri Bifidobacterium breve, dan telah menggunakan
lactobacilli untuk mengembangkan kosmetika. Yakult Honsha juga memainkan peran
penting dalam penelitian obat kemotrapi
irinotecan.
Yakult juga
memiliki salah satu tim bisbol terbesar di Jepang, Tokyo
Yakult Swallows.
Saat ini,
Yakult diproduksi dan dijual di Jepang, Asia,
Australia, Amerika Latin, dan Eropa,
walaupun bakterinya masih diimpor dari Jepang.
Proses Produksi
I. Proses
Pembuatan Seed
Starter (Proses A)
Skim milk
powder dan glukosa dilarutkan dengan air kemudian disterilisasi dan
difermentasi dengan penambahan Lactobacillus casei Shirota strain di dalam
tangki pembibitan (Seed tank)
II. Proses pembuatan Susu Fermentasi
1. Susu bubuk skim dan Glukosa dituang ke dalam silo.
2. Susu bubuk Skim dan Glukosa dari Silo Tank
selanjutnya dilarutkan menggunakan air panas di dalam Disolving Tank.
3. Setelah proses pelarutan sempurna, larutan difilter
dan ditransfer ke mesin Ultra High Temperature (UHT)
untuk disterilisasi pada temperatur sekitar 120oC. Dari mesin UHT selanjutnya
larutan susu steril ini ditransfer ke Culture Tank.
4. Untuk mendapatkan warna khas Yakult, susu
dipanaskan dengan suhu sekitar 98oC.
5. Proses penambahan seed starter (lihat proses A)
6. Proses fermentasi sejak proses seeding sampai
didapatkannya suatu susu fermentasi sesuai standar mutu yang diterapkan
7. Susu fermentasi yang sudah memenuhi standar mutu
selanjutnya dihomogenisasi menggunakan mesin homogenizer
III. Proses Pembuatan Sirup (Proses C)
1. Sukrosa (gula rafinasi dituang ke dalam Silo Tank
2. Sukrosa (gula rafinasi) dari Silo tank selanjutnya
dilarutkan menggunakan air panas di dalam Disolving Tank
3. Setelah larut sempurna, sirup ditransfer ke mesin
HTST (High Temperature Short Time) untuk disterilisasi
IV. Proses
Mixing-1 (Proses D)
Proses
Mixing-1 adalah proses dimana susu fermentasi dari mesin Homogenizer
(Hasil proses B) ditrensfer ke Storage Tank yang sudah berisi dengan sirup
steril (Hasil Proses C). Hasil dari proses ini disebut Yakult Consetrate
(YACON)
V. Proses
Sterilisasi Air Pencampur (Proses E) Air yang sudah mendapatkan perlakuan awal
selanjutnya disterilisasi dengan mesin ultraviolet (UV) dan ditampung sebagai
AIR STERIL di dalam Water Tank
VI. Proses
Mixing-2 (Proses F)
Proses
Mixing-2 adalah proses pencampuran antara YACON dengan AIR STERIL di mesin
“BLENDING”
VII. Proses
Pembotolan dan Pengepakan
1. Botol-botol Polistrene dihasilkan oleh mesin
Moulding, Yakult dibotolkan secara otomatis oleh mesin pengisi dan ditutup
dengan Alumunium Foil. Setiap botol Yakult mempunyai Volume 65 ml.
2. Yakult yang sudah dibotolkan selanjutnya dikemas
menjadi kemasan multi yang terdiri dari 5 botol/pak dan dikemas lagi menjadi
kemasan Repack yang terdiri dari 10 pak Multi/pak (50 Botol)
VIII.
Penyimpanan Dingin Yakult-Yakult yang sudah dikemas selanjutnya disimpan
dalam “COLD STORAGE”
Sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Yakult
Tidak ada komentar:
Posting Komentar